Sekjen Gerindra: Calon Pemimpin Tak Hanya Bermodal Popularitas tapi Juga Integritas dan Kapasitas

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri acara Pelatihan Tunas 3 yang diselenggarakan oleh organisasi sayap Partai Gerindra yakni Tunas Indonesia Raya (TIDAR). Pelatihan ini digelar dalam rangka upaya Tidar bisa menciptakan generasi muda sebagai calon pemimpin di masa depan. Dalam sambutannya, Muzani menyampaikan seorang calon pemimpin harus memiliki kapasitas dan integritas yang baik. Dengan demikian calon pemimpin tersebut bisa memberikan sumbangsih yang besar bagi pembangunan bangsa.

Oleh karena itu, seorang pemimpin tidak boleh hanya bermodalkan popularitas semata. Seorang calon pemimpin harus bisa diterima oleh rakyat dengan kerja kerja nyata dan memahami apa yang menjadi kepentingan rakyat. "Keterkenalan (popularitas) kita harus berbanding lurus dengan kemampuan kita menyelesaikan persoalan rakyat. Maka itu diharapkan anak anak muda di TIDAR bisa mamahami kebutuhan rakyat, sehingga bisa menjadi pemimpin yang lahir di tengah tengah masyarakat," kata Muzani dalam acara itu di Jakarta, Minggu (20/6/2021). Menurut Muzani, seorang calon pemimpin harus belajar dari tokoh tokoh pejuang kemerdekaan. Seperti Bung Karno dan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Pemimpin pemimpin itu adalah sosok yang benar benar hadir di tengah rakyat dan membela apa yang menjadi kepentingan rakyat.

"Presiden Soekarno, sang proklamator yang selalu didambakan kehadirannya oleh rakyat dari Sabang sampai Merauke. Begitu juga Jenderal Soedirman adalah sosok yang patut kita teladani. Seorang yang dengan tulus melakukan pengabdian kepada rakyat, bangsa, dan negara," kata Muzani. "Kepemimpinan mereka bukan hanya sekedar populer. Tapi karena pengabdian tulus kepada bangsa dan negara. Sehingga sampai dengan saat ini tokoh tokoh itu seakan tetap hadir di tengah kita," imbuhnya. Partai Gerindra memiliki tujuan salah satunya menciptakan calon calon pemimpin. Oleh karena itu, kata Muzani, Partai Gerindra mendirikan TIDAR karena proses politik harus menyiapkan pemimpin dalam rangka memberikan estafet perjuangan berikutnya.

"Perjuangan politik Partai Gerindra harus terus berkelanjutan, supaya estafet perjuangan ini terjaga. Maka kita mendirikan TIDAR sebagai cara untuk menjamin kontinuitas regenerasi kepemimpinan. Karena yang senior ini pada akhirnya akan tergantikan," tegas Ketua Fraksi Gerindra DPR RI itu. Bagaimana pun proses politik merupakan salah satu cara yang efektif dalam memberikan andil yang berarti bagi pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kader kader muda Gerindra diharapkan dapat memberikan sumbangsih terbaiknya untuk perbaikan bangsa Indonesia. "Nilai tertinggi dari sebuah pengabdian adalah mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi," jelasnya.

Itu sebabnya sumpah jabatan dari semua jabatan publik adalah janji mendahulukan kepentingan rakyat. Kader kader Gerindra dalam memegang jabatan publik harus memegang tehuh janji dan sumpah tersebut. "Karena bagi kami mendahulukan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara di atas kepentingan pribadi adalah tujuan daripada berdirinya partai Gerindra. Itulah calon calon pemimpin bangsa yang akan terus kami lahirkan dari partai ini," pungkas Wakil Ketua MPR itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Nasional

Bareskrim Polri Koordinasi dengan MA terkait Rencana Pemindahan Napoleon Bonaparte ke Lapas Cipinang

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengusulkan agar terdakwa kasus penerimaan suap pengurusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Napoleon Bonaparte dipindahkan dari Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang. Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Mahkamah Agung (MA) terkait rencana pemindahan itu. Koordinasi dilakukan lantaran Napoleon merupakan tahanan MA […]

Read More
Nasional

SBY Cerita Masa Lalu, Pasang Surut Damaikan Konflik dengan GAM di Aceh

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bercerita pengalamannya menciptakan perdamaian di Aceh. Selama tiga empat tahun, SBY rajin mondar mandir berkunjung ke Aceh untuk mengatasi konflik yang terjadi. Itu dilakukan sebelum dirinya menjadi Presiden. "Saya sebagai pelaku sejarah seluruh kabupaten/kota sudah kami datangi, bertemu para Abu (ulama), tokoh masyarakat, semua pihak. Bahkan berkomunikasi dengan pihak GAM […]

Read More
Nasional

Basarah dan Zulhas Sebut Sabam Referensi dan Mentor Politik

Anggota MPR RI paling senior, Sabam Sirait merupakan sumber referensi perjuangan politik dan menjadi salah satu tokoh nasional yang kiprahnya dapat dirasakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam pembangunan demokrasi di Indonesia. Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah saat melayat Sabam Sirait di rumah duka di Jalan […]

Read More