Anggota MPR RI paling senior, Sabam Sirait merupakan sumber referensi perjuangan politik dan menjadi salah satu tokoh nasional yang kiprahnya dapat dirasakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam pembangunan demokrasi di Indonesia. Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah saat melayat Sabam Sirait di rumah duka di Jalan Depsos, Bintaro, Jakarta Selatan, Jumat (1/10/2021) malam. Basarah mengenal Sabam sejak zaman aktivis, mulai dari Ketua GMNI Cabang Jakarta sampai jadi Sekjen Presidium GMNI.
Perkenalannya dengan Sabam Sirait dimulai dari zaman perjuangan politik melawan Orde Baru sampai dengan era Reformasi. "Pembangunan demokrasi di Indonesia adalah salah satu legacy yang pernah ditorehkan oleh Pak Sabam sepanjang hidupnya dalam segenap perjuangan politiknya yang dia lakukan hingga akhir," ungkap Basarah. Basarah pun mengajak politisi dan generasi muda untuk meniru jejak langkah Sabam dal hal pengabdian total bagi bangsa dan negara.
Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, mengatakan bahwa Sabam Sirait merupakan sosok mentor dan inspiratif dalam berpolitik. "Kita kehilangan dan saya kira pak Sabam bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk selalu meneladani, terutama politik kebangsaannya," tambahnya. Zulkifli juga mengajak anak anak muda dan semua politisi untuk meniru Sabam Sirait, terutama dalam hal politik kabangsaan. Sebab dalam politik kebangsaan, sikap dan sifat Sabam Sirait selalu jelas.
"Sifat dan sikap Pak Sabam selalu jelas, untuk merah putih bisa menggelegar," ungkap Zulhas. Diketahui, Sabam, yang lahir di Pulau Simardan, Tanjungbalai, Sumatra Utara pada 13 Oktober 1936 itu merupakan penerima Bintang Mahaputra Utama karena berbagai pengabdian yang pernah dilakukan. Pengabdian Sabam tersebut antara lain sebagai anggota DPR Gotong Royong (DPR GR) periode 1967 1973, anggota DPR RI periode 1973 1982, anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA RI) periode 1983 1993, anggota DPR RI periode 1992 2009, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2019 sekarang.
Di kepartaian, Sabam Sirait pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 1963 1967, Sekjen Parkindo 1967 1973, dan merupakan penandatangan deklarasi pembentukan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), 10 Januari 1973. Sabam juga pernah menjadi Sekjen PDI tiga periode yaitu 1973 1976, 1976 1981, dan 1981 1986. Sabam juga turut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) pada September 1998 dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pusat PDI P 1988 2008.